Istilah kajian Korea muncul setelah tercapainya kemerdekaan nasional pada tahun 1945, dengan adanya upaya-upaya dari komunitas akademik untuk mengembangkan penelitian mengenai Korea, meliputi sejarah, masyarakat, budaya, serta sistem politik Korea.
Penelitian akademik telah ditekan atau didominasi oleh sudut pandang Jepang selama 35 tahun masa penjajahan Jepang.
Dengan semakin banyaknya para ilmuwan asing yang terlibat dalam kajian Korea pada dekade-dekade terakhir ini, pemerintah telah mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan melalui Akademi Kajian Korea yang didirikan pada tahun 1978 serta Program Pascasarjana Kajian Korea, yang dibuka dua tahun kemudian sebagai bagian dari Akademi Kajian Korea. Sampai bulan Februari 2006, akademi milik pemerintah ini telah menghasilkan 466 lulusan dengan gelar magister dan 200 dengan gelar doktor dalam tujuh disiplin ilmu yang berbeda – sejarah, filsafat dan etika, bahasa dan kesusastraan, kesenian, kebudayaan dan agama, politik dan ekonomi, kemasyarakatan dan pendidikan.

Konferensi internasional dalam bidang Kajian Korea

Kelas-kelas budaya membantu mahasiswa-mahasiswa asing untuk mampu menguasai musik tradisional Korea
Sepanjang tahun perkuliahan, akademi ini memiliki 201 mahasiswa Korea dan mahasiswa asing yang terdaftar pada program-program magister dan doktor. Lulusan asing akan kembali ke negara asal mereka untuk kemudian bekerja sebagai dosen atau peneliti dalam bidang kajian Korea.
Di luar negeri, kajian Korea telah banyak menarik perhatian, dan kuliah-kuliah yang berhubungan dengan kajian Korea kini terdapat di 735 universitas di Cina, Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Jerman, Thailand, Vietnam, Polandia, Denmark, Swiss, Ukraina, Hongaria, dan di negara-negara lain.